Banyak orang merasa takut apabila harus menjalin hubungan jarak jauh, karena rawan perselingkuhan. Rasa khawatir karena tidak bisa sering bertemu atau bahkan tidak bisa saling bertukar kabar karena adanya kesibukan, hingga rasa rindupun datang. Hal itu yang membuat banyak orang enggan dengan hubungan jarak jauh. Memutuskan berkomitmen, suatu hal yang sangat sulit, tidak semudah di televisi - televisi itu. Kita berkomitmen, berarti kita sepakat atas apa yang kita sepakati, kita saling menyayangi satu sama lain, kita saling mengalah satu sama lain, kita juga harus saling mengerti.
Aku... menjalin hubungan yang terpisahkan oleh jarak 225 mil, terpisah oleh lautan. Jarak yang harus ditempuh selama kurang lebih 10 jam apabila ingin saling bertemu. Detik - detik telah mengantarkanku menuju menit, yang akhirnya berubah menjadi jam, minggu bahkan bulan. Tak terasa sudah 22 bulan aku bersamanya dan jarak tentunya, meskipun hubungan kami memang sempat putus nyambung.
Long Distance Relationship mengajarkanku banyak hal. Mengajarkan bagaimana aku bisa menghargai tiap detik waktu yang kita punya saat kita bertemu. Perdebatan kecil yang selalu kita lakukan ketika masih terpisah jarak pun tidak pernah terjadi. Senyuman indah tak pernah hilang dari wajah kami. Bersamanya adalah hal yang lebih berharga dari apa yang dia miliki saat ini. Jarak mengajarkanku untuk bersabar tentunya. Bersabar menantikan waktu hingga dapat berjumpa dengannya, bersabar menunggu kabar darinya. Rasa lelah setelah seharian sibuk dengan dunianya masing - masing dan lalu mendapatkan sebuah pesan singkat darinya, sebuah senyuman langsung terukir indah dibibirku, ya walaupun hanya pesan yang berisi sekedar mengingatkan untuk jangan lupa makan misalnya, namun hal itu justru membuat rasa lelah itupun menghilang. Dengan bersabar, kita bisa menjadi lebih dewasa, karena untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan tidak mudah untuk mendapatkannya. Tentu hal itu membutuhkan kesabaran dan juga pengorbanan. Jarak juga mengajarkan untuk selalu menjaga perasaan agar tetap utuh untuk seseorang yang selalu menungguku di pulau seberang sana.
Banyak pemikiran negatif ketika jarak memisahkan. Curiga. Menjadi salah satu faktor yang menimbulkan konflik. Ketika kurangnya komunikasi, perasaan curiga itupun muncul, yang akhirnya membuat kami saling beradu argumen. Aku tahu, dia sibuk dengan urusannya, sehingga tak sempat memberiku kabar. Aku tak pernah menuntutnya untuk selalu menghubungiku selama 24 jam karena aku tau dia punya kehidupannya sendiri. Terkadang bosan pun menjadi faktor yang membuat sikap kami menjadi berubah, dingin, cuek, bahkan seperti tidak perduli satu sama lainnya. Memang, bosan dalam suatu hubungan adalah hal yang wajar dan bersifat manusiawi, namun hal itu kembali pada diri kita lagi, bagaimana usaha kita untuk menghilangkan rasa bosan tersebut dan tetap mempertahankan hubungannya. Dalam hal ini, kepercayaan sangat dibutuhkan.
Kangen. Menjadi sebuah rasa yang selalu mengganggu. Ingin rasanya berada di sampingnya, melihat wajahnya, menyentuhnua, dan mengatakan "aku cinta kamu" saat aku berada di hadapannya. Bukan sekedar lewat angin, bukan lewat udara ataupun doa yang sering aku ucapkan ketika aku bersujud kepada Nya, namun tak terhalang oleh layar, tak terhalang oleh jarak apapun. Kadang, ketika dia mengeluh lelah karena pekerjaannya, ingin rasanya memeluknya, memberikan kenyamanan untuknya, berharap dapat mengurangi sedikit rasa lelahnya. Tapi apa dayaku, jarak selalu berada diantara kita. Sedih, ketika dia bilang "cepat pulang, aku kangen" tidak hanya kamu, aku pun merasakan apa yang kamu rasakan saat itu. Aku pasti kembali ke kota kelahiranku, ke kota dimana kamu berada, aku pasti kembali dengan perasaan yang sama untukmu seperti saat ini.
Ketika ada jarak yang memisahkan, disaat itu lah cinta sejati bisa diketahui jarak kedalamannya. Dan ketika terpisahkan, jarak bisa sangat mengajarkan banyak hal. Bersabar menanti pertemuan, menumbuhkan rasa percaya dengan pasangan, dan bisa saling mengerti. Waktu yang dibutuhkan saat penantian itu lah yang akan menunjukkan seberapa besar pengorbanan cintamu. Bahagia itu kadang bisa sangat sederhana, ketika kesabaran dimasa penantian itu lah yang akan membawa pertemuan yang sangat indah. Dan semoga, kemudahan yang terjadi hanyalah kebahagiaan.